Rabu, 08 Juni 2011

Minjem Hok Gie

Sore ini, di hampir akhir bulan mei, di gerbang unpad saya sempat berdiskusi dengan beberapa aktivis mahasiswa. Diskusi santai, karena hanya ingin tahu bagaimana Aksi Kebangkitan Nasional pada 20 mei kemarin. Kemudian berlanjut pada hal yang tidak mudah untuk dimengerti dan diselesaikan, rumit memang, karena berkaitan langsung dengan idealisme dan realitas social. Mengkonfrontir kepentingan dengan kondisi di-lapangan, bahkan mewujudkan bawaan menjadi tujuan.

Sebagai manusia normal, saya berusaha se-bijak mungkin untuk sedikit memberikan efek sedative pada mereka. Memberikan beberapa nasehat yang semoga bermanfaat, tentunya pula ditambah beberapa pengalaman yang pernah dilewati.

"brader, kosan kita ada di daerah ciseke kecil, kalau ingin ke kampus tidak selamanya bisa dan boleh lewat gerbang lama. Kita harus melewati gerbang asrama dekat BGG, tentunya bila kita ke kampus naek mobil atau motor.
Begitu juga dengan masalah-masalah yang sering kita jumpai, walau mungkin masalahnya sama, tidak berarti diselesaikan dengan satu cara.
Bisa jadi, kita anggap masalah menjadi besar lantaran kita mempersepsi yang diluar ekspektasi, atau komunikasi. Tapi brader, jangan jadikan komunikasi sebagai kambing hitam masalahmu, tidak baik dan tidak sopan. hehehe"

Orang bilang, percaya dan mempercayakan akan mewujudkan kohesifitas. Tapi berhati-hatilah, pada drajat ekstrim kohesifitas dapat menyebabkan groupthink (versi Irving Goffman), tak ada dinamika, tak ada kreatifitas. Ingat, ini bukan untuk dipermainkan dan diperdagangkan.

Brader, untuk hal ini, saya ingin kita seperti Hok Gie, "Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan."


Just The Way You Are
Aa Mutiara -24052011-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar