Selasa, 22 November 2011

Rekonstruksi Peran Mahasiswa (Part 1)


“Dimana-mana tidak ada sekolah pemimpin, tidak ada ijasah pemimpin.pemimpin tidak bisa dicetak atau di SK-kan. Sebab, pemimpin itu tumbuh di lapangan, yakni setelah berinteraksi dengan tantangan di masyarakat. Bila seseorang memang berbakat menjadi pemimpin dan mendapat tantangan, ia akan menggunakan seluruh kemampuan dan ilmu yang dikuasainya untuk menghadapi tantangan itu. Pemimpin baru akan muncul dengan sendirinya. Sebab tantangan yang menghadang bangsa masih banyak. Pemimpin harus berakhlak mulia dan mengakar di hati rakyat.” –M. Natsir (1908-1993)-

Ketika mahasiswa kebanyakan sudah terbiasa akan kegiatan kuliah-pulang – kuliah-pulang yang tak terlalu peduli dengan kegiatan-kegiatan lain yang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, mahasiswa ini biasa dibilang dengan kupu-kupu. Ada juga mahasiswa yang melakukan hal-hal pengganti organisasi, dengan kegiatan lain yang sifatnya untuk memuaskan dirinya sendiri, yaitu nangkring-nangkring[1]. Mahasiswa seperti ini biasa disebut kunang-kunang, yaitu kulaih-nangkring – kuliah-nangkring.
Namun ada mahasiswa yang memilih jalan kampusnya dengan berbagai kegiatan yang luar biasa. Sejarah mencatat berbagai mahasiswa menjadi biduk penting penentu kebijakan sebuah negeri, pemimpin negara bisa digulingkan, perubahan-perubahan besar pun terjadi. Mahasiswa ini adalah mahasiswa yang bisa di bilang tidak hanya memikirkan akademis dirinya sendiri, tetapi juga untuk kemaslahatan banyak orang.
Mahasiswa juga mendapatkan berbagai gelar yang menggelegar: ‘agent of change’,’director of change’,’creative minority’,’calon pemimpin bangsa’ dan lain sebagainya. Berbagai perubahan besar dalam persimpangan sejarah negeri ini senantiasa menempatkan mahasiswa dalam posisi terhormat sebagai pahlawannya, bahkan gerakan yang dibangun oleh mahasiswa disebut sebagai pilar demokrasi yang kelima. (Kusumah, 2007:15)

 Jika melihat sejarah bagaimana perkembangan aktivis mahasiswa dalam melakukan gerakannya. Sejarah tak henti-hentinya menceritakan tentang kisah-kisah kepahlawanan para pemuda dan mahasiswa. Setiap kebangkitan sebuah pemikiran dan kejayaan sebuah peradaban, maka di balik itu semua senantiasa ada para perjuangan pemuda (mahasiswa).
Kusumah (2007), juga menjelaskan mahasiswa menjadi tumpuan berbagai pihak. Mahasiswa sering disebut sebagai harapan bangsa, harapan negara, harapan masyarakat, harapan keluarga bahkan harapan dunia. Namun, seiring dengan identitas mahasiswa, ada peran-peran yang harus dilakukan sebagai konsekuensi logis dan konsekuensi otomatis dari identitas tersebut. Berbagai istilah menggelegar itu menuntut pemilik identitas mahasiswa untuk melakukan sesuatu yang seharusnya dikerjakan. Ada harapan dibalik berbagai sebutan dan julukan untuk mahasiswa.
Setidaknya ada tiga aspekyang menjadi konsekuensi identitas mahasiswa:
·         Aspek Akademis
Dalam aspek ini tuntutan peran mahasiswa hanya satu: belajar. Belajar  merupakan tugas inti mahasiswa karena konsekuensi identitas mahasiswa dalam aspek yang lain merupakan derivat dari proses pembelajaran mahasiswa.
·         Aspek Organisasi
Tidak semua hal bisa dipelajari di kelas dan laboratorium. Masih banyak hal yang bisa dipelajari di luar kelas, trutama yang hanya bisa dipelajari dalam organisasi. Organisasi kemahasiswaan menyediakan kesempatan pengembangan diri luar biasa dalam berbagai aspek, seperti: aspek kepemimpinan, manajemen keorganisasian, membangun human relation, team building dan sebagainya. Organisasi juga sekaligus menjadi laboratorium gratis ajang aplikasi ilmu yang sudah didapat di kelas.
·         Aspek Sosial Politik
Mahasiswa merupakan bagian dari rakyat, bahkan ia merupakan rakyat itu sendiri. Mahasiswa tidak boleh manjadi entitas yang teralienasi ditengah masyarakatnya sendiri. Ia dituntut untuk melihat, mengetahui, menyadari dan merasakan kondisi riil masyarakatnya. Kesadaran ini harus teremosionalisasikan sedemikian rupa sehingga tidak berhenti dalam tataran kognitif an sich, tapi harus mewujud dalam bentuk aksi yang nyata.

Di Indonesia pergerakkan pemuda dan mahasiswa terjadi secara dinamis sejak sebelum kemerdekaan. Gerakkan yang luar biasa terjadi, yang masih terkenang jelas adalah gerakkan mahasiswa di era 1998 yang dapat menurunkan rezim Presiden Soeharto. Akibat krisis moneter menghantam bangsa Indonesia, akibat kedzaliman ekonomi yang dilakukan oleh Orde Baru, menuntut mahasiswa turun ke jalan untuk menurunkan Soeharto sebagai presiden dan menolak paktek KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
Dalam melakukan gerakannya mahasiswa menggunakan kendaraan lembaga-lembaga kemahasisswaan, baik lembaga yang berada di intra kampus maupun lembaga yang berada di luar kampus. Lembaga yang berada di intra kampus adalah BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), sedangkan lembaga di luar kampus, seperti: KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), dan lain-lain.
Begitulah aktivis mahasiswa dalam melakukan perannya, yang melingkupi semua sisi dan mampu menciptakan sebuah perubahan besar. Peran yang luar biasa ketika berkecimpung dalam dunia pergerakkan mahasiswa, yang dapat melabelkan menjadi seorang aktivis mahasiswa. Universitas Padjadjaran yang termasuk perguruan tinggi negeri favorit di Indonesia pasti memiliki beribu mahasiswa yang di sana ada sebagian mahasiswa yang bergerak untuk menyuarakan hati rakyat. Peran-peran ini yang memberi warna dunia pendidikan di kampus Indonesia dalam setiap aktivitasnya.
Pada perjalannya, mahasiswa hari ini sudah banyak menerima identitas baru. Bahkan yang menyedihkan, mahasiswa saat ini tidak lagi dianggap sebagai pembela rakyat, sebagai orang yang hanya bisa menuntut, anarkis, perusuh dan jauh dari kesan merakyat seperti dulu. Problematika ini yang coba dijawab oleh banyak mahasiswa dengan kontribusi positif bagi masyarakat di sekitarnya.
Februari 2010 menjadi momentum perubahan gerakan mahasiswa indonesia. Konferensi Mahasiswa Indonesia, yang dilaksanakan di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) menghasilkan DEKLARASI BANDUNG. Deklarasi ini merupakan buah kesatuan rasa dan asa dengan daya kritis pemikiran mahasiswa dalam mencoba menemukan bentuk baru gerakan kemahasiswaan bersama dalam menyelesaikan persoalan bangsa. Lebih dari itu deklarasi ini juga diawali oleh suatu pembelajaran bersama mengenai pengembangan masyarakat sebagai bentuk gerakan kemahasiswaan serta dilengkapi dengan  pembentukan wadah bersama sehingga deklarasi bukan hanya deklarasi, melainkan deklarasi adalah momentum awal yang akan ditindaklanjuti bersama.

Sesuai dengan tema konferensi yaitu “Momentum Kolaborasi Menuju Masyarakat Indonesia Mandiri”, KMI diharapkan menjadi awal dari penyusunan landasan dan konsepsi bersama mahasiswa Indonesia dalam menjalankan keilmuannya dan pengimplementasiannya di kehidupan masyarakat demi kemajuan bangsa Indonesia secara mikro dan menyeluruh. Konferensi ini juga merupakan awal dari cita-cita besar penyatuan pandangan, penyamaan persepsi dan visi ke depan serta langkah konkrit mahasiswa Indonesia dalam pengembangan pergerakan community development. (Executive Summary KMI ITB, 2010:2)

Sebelum hadirnya Deklarasi Bandung, Bina Desa Pkm Bem Kema Unpad telah di inisiasi pada tahun 2007. Hingga sekarang kegiatan ini masih berjalan bahkan menjadi sebuah gerakan baru aktivis mahasiswa. Kegiatan bina desa juga telah diadopsi oleh berbagai fakultas di lingkungan unpad dan berbagai universitas di Indonesia. Pertama kali program ini di inisiasi dilaksanan di Desa Cilayung Kecamatan Jatinangor, pada 2009 program ini dipindahkan ke Desa Sindang Sari dan berlangsung hingga saat ini.

Sekarang bagaimana kita?


[1]  Kegiatan nongkrong-nongkrong untuk mengisi waktu luan, biasanya diisi dengan ngobrol-ngobrol

Minggu, 23 Oktober 2011

Virus Ini

Ini adalah 'virus' yang tersebar di jurusan manajemen komunikasi (mankom) fikom unpad. ini adalah kegilaan yang tak bisa ditolerir oleh akal biasa. mengapa tidak! ini adalah virus SELAMAT PAGI. Satu siang yang terik, saat peserta kelas sedang menuju kondisi alfa wave dengan keadaan trance yang membuat mereka menerima materi dengan keadaan tidak sadar (ngantuk. red), tiba-tiba ada dosen yang masuk dengan prihatin. kemudian ia meumulai dialog dalam kelas:

dosen: "Selamat Pagii!!"
mahasiswa: "Siaaaaanngggg", dengan luapan kantuk.
dosen: "Selamat pagii!!", ulang sang dosen menambah tinggi intonasi.
akhirnya mahasiswa serentak menjawab terpaksa, "pagiii".

Sang dosen akhirnya menjelaskan mkasudnya itu, dengan tegas ia meyatakan: "Pada waktu kapanpun kita, dimanapun kita, dengan siapapun kita, bagaimanapun kita maka berusalah kita menjadi pribadi di pagi hari." mahasiswa yang tadinya bingung mulai tertarik pada wejangan sang dosen. "Pagi hari adalah waktu terbaik dan kondisi tubuh serta semangat masih membara, maka kapanpun kita berkatifitas, tunjukkanlah semangat pagi yang menyala, Selamat Pagi...!" lanjut sang dosen. Mahasiswa yang tadinya tak semangatpun akan terhipnotis dengan lantang menyahut "PAGI..!!"


-terima kasih Dr. Antar Venus, atas virus ini-
SELAMAT PAGI

Terus Berjuang

Tak ada kekalahan bagi pejuang keadilan dan kebenaran
Tak ada kemenangan bagi pejuang kebatilan

Kebenaran pasti abadi
Kebatilan berujung pasti

Hanya ALLAH yang Maha Tahu
Siapa diantara kita yang benar-benar membela kebenaran
Siapa diantara kita yang membela kebatilan

Tatkala, 
Kebenaran dan kebatilan
Bersatu dalam belanga
Banyak yang sulit mendefinisikan

Mari kita bekerja
Hanya untuk ALLAH semata
Banyak belajar dari langkah-langkah kita

Dakwah kepada Allah
Takkan pernah berhenti

Demi Kejayaan ISLAM
Bergerak atau Mati


-Jatinangor, 23102011-
*terus berjuang

Kamis, 13 Oktober 2011

GHIBAH, Bergosip dengan Syar'i. MAU???

Dalam komunikasi ada yang namanya teori dan model jarum hipodermik, yaitu media massa menjadi super karena khalayak menerima pesan dengan baik tanpa kritik. Inilah yang pada akhirnya juga bisa menjadi pisau analisis mengapa muncul karakter-karakter unik pada masyarakat di negara kita. Banyak penelitian yang mengambil fokus terhadapa terpaan media massa terutama pengaruh televisi pada berbagai sendi kehidupan masyarakat indonesia.
Mari kita cermati program tv berikut ini: Go Spot, Was-Was, Insert, Obsesi, Intens, KISS, Silet, Kabar-kabari, Cek & Ricek, Halo Selebriti, Fokus Selebriti, Selebrita dan semacamnya. Yah,, program-program ini muncul setiap hari mulai jam 6 pagi sampai jam 6 sore, seperti jadwal minum obat bagi orang yang sedang sakit, 3 kali sehari pagi-siang-sore. Bagaimana konten acaranya? Saya sangat yakin Anda sudah kenal dan paham betul apa ‘jeroan’ program tv ini. Dari intensitas program ini, maka bukan tidak mungkin ia (program tv) mengambil andil besar dalam pembentukan karakter masyarakat Indonesia. Lalu bagaimana dengan kita?
Beberapa kali saya mendapat curahan hati sahabat tentang dirinya yang sempat terjerat permasalahan perGOSokan yang semakin SIP. Singkat cerita dia sedang dihadapkan dengan bola liar efek komunikasi yang simultan dan kontinyu. Gunjang-ganjing yang sebetulnya tidak dapat dibenarkan adanya, bahkan faktanya pun keliru (aneh fakta kok bisa keliru). Hingga akhirnya, banyak yang berjatuhan menjadi korban keganasan GOSokan yang SIP ini. (saya merahsiakan cerita aslinya, profesionalitas menjaga privasi klien).
Sederhananya, saya mencoba untuk membuat pola yang terjadi pada beberapa sahabat saya yang memiliki permasalahan yang hampir mirip. mereka adalah sebagai berikut: adanya noise baik internal maupun eksternal dalam komunikasi, ini dijelaskan dalam berbagai model komunikasi bahwa yang namanya Noise (gangguan), yang menjadikan pesan tidak tersampaikan dengan baik kepada komunikan. Dan persepsi yang keliru, disebutkan oleh Prof. Deddy Mulyana, PhD. Bahwa persepsi sebagai inti komunikasi juga bisa terdistorsi bahkan menemui kegagalan, seperti: kesalahan atribusi (proses interpersonal memahami penyebab perilaku orang lain), Efek halo (kesan menyeluruh), Stereotip (generalisasi dan membentuk asumsi), dan Prasangka (penilaian berdasar historis).
Nah, dalam keseharian kita bergaul, tentu banyak informasi yang berseliweran dengan bebasnya. Kalau informasinya konstruktif dan positif dengan senang kita menyerapnya. Namun bila informasinya destruktif, negatif bahkan bisa membinasakan seseorang, maka berhati-hatilah kita. karena bisa jadi informasi yang kita terima ternyata adalah kebohongan belaka, dusta!. Bahaya bertambah besar karena kerapkali kita mengedapankan karakter timur yang senang sekali berbagi.
Jhon C. Maxwell, dalam “Winning With People” menjelaskan beberapa prinsip mengenai hubungan yang efektif dalam kebaikan. Pertama adalah prinsip lensa, siapa diri kita menentukan bagaimana kita memandang orang lain. Kedua adalah prinsip cermin, atas segala sesuatu yang terjadi, orang pertama yang harus diperiksa dan ditanya adalah diri kita sendiri. Ketiga prinsip rasa sakit, karena orang yang terluka melukai orang lain dan mudah terluka oleh orang lain. Keempat prinsip palu, jangan pernah kita menggunakan palu untuk memukul lalat di kepala seseorang. Kelima prinsip elevator, kita bisa mengangkat dan menjatuhkan orang lain dalam hubungan-hubungan kita.
Apa hubungannya prinsip yang di kemukakan oleh masbro Maxwell dengan masalah GOSokan yang tambah SIP ini??? Tepatnya, dia ingin mengajak kita lebih tepay dalam menyikapi situasi dan informasi. Dalam model SOR (stimulus organism respons), dari banyak stimuli yang masuk untuk diorganisasikan dalam sistem personal kita (berdasar ideologi, pengalaman, knowledge, lingkungan bahkan latar belakang keluarga) maka banyak pula pilihan-pilihan untuk ditentukan sebagai penyikapan yang tepat atau yang paling disuka. Jadi kalau GOSokan ini tambah SIP ini berkembang, orang yang harus ditanya bukanlah objkenya, tapi kita sebagai subjeknya.
Masih ingat dengan kisah hilangnya kalung ‘Aisyah ra., yang kemudian ia tertinggal rombongan Rasulullah SAW dan kemudian ditemukan oleh Ibnu Mu’athal??? Kisah ini adalah kisah yang paling menggemparkan seantero madinah saat itu, ya, ini adalah GOSokan paling SIP yang menghina keluarga rasul. Bagi orang-orang yang ikut andil dalam penyebarluasan berita GOSokan SIP ini dijelaskan dalam firman Allah QS. An-Nuur:11, “Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu mengira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu, bahkan ia baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa diantara mereka yang mengambil bagian terbesar dalam penyebaran beita bohong itu baginya azab yang besar”.
Dalam ayat 15 QS An-Nuur pula Allah berfirman seraya mengingatkan: (Ingatlah) pada waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja, padahal dia pada sisi Allah adalah besar”.
Bersama kita berlindung kepada Allah dari perilaku buruk ini, kemudian kita bertaubat atas dosa yang kita perbuat. Serta jangan lupa meminta maaf kepada saudara kita yang tidak terpenuhi haknya bahkan kita zholimi. Karena memang ghibah tidak dapat dibenarkan, dan ia adalah perbuatan tercela, maka jangan sekali memandang ghibah sebagai ajang bergosip secara “syar’i”.
Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa, ba’da idzh hadaitanaa wahablanaa milladunka rahmah, innaka antal wahhaab.

Wallahu a'lam...

Minggu, 02 Oktober 2011

Pemimpin Tidak Ada Sekolahnya

bismillahirrahmaanirrahiim

salam hangat, setelah cukup lama tidak posting tulisan di blog, hari ini saya ingin kembali berbagi dengan sahabat semua.

Dua hari ini saya merasa begitu senang, begitu banyak keindahan yang menghiasi keduanya dengan kesan yang mendalam.  Ya, yang pertama, kemarin teman saya dalam berbagai rasa menikah, kemudian saya bisa share dengan maba Statistika 2011 dan tentunya bertemu kembali dengan sahabat seperjuangan di Bem Unpad. Hari ini, berinteraksi dengan calon pemimpin masa depan (SOL 4) dan sesuatu yang tak bisa saya sebut apa tapi 'sesuatu banget'.

Saya ingin mengajak sahabat sekalian menyapa seorang tokoh besar Indonesia, dikenal dengan 'Politik Santun'-nya, orang yang gigih memperjuangkan NKRI dengan 'MOSI INTEGRAL' yang menyelamatkan Indonesia dari perpecahan dengan dalaih Republik Indonesia Serikat. ya, dia Adalah MUHAMMAD NATSIR. Begini dia berpesan dan mengingatkan:

"Diamana-mana tidak ada sekolah pemimpin, tak ada ijasah pemimpin. Pemimpin tidak bisa dicetak atau di SK-kan. Sebab, pemimpin itu tumbuh di lapangan, yakni stelah berinteraksi dengan tantangan di masyarakat. Bila seseorang memang berbakat menjadi pemimpin dan mendapat tantangan, ia akan menggunakan seluruh kemampuan dan ilmu yang dikuasainya untuk menghadapai tantangan itu. Pemimpin baru akan muncul dengan sendirinya. Sebab tantangan yang mengahadang bangsa masih banyak. Pemimpin harus berakhlak mulia dan berakar di hati rakyat."

Begitulah Pak Natsir berpesan kepada kita para pemuda, sampai akhir hayatnya, ia terus memikirkan rakyat Indonesia.

-selesai

Jumat, 24 Juni 2011

Manisnya Kopi Pakai Garam

Seorang pria bertemu seorang gadis di sebuah pesta, si gadis tampil luar biasa cantik, banyak laki-laki yang mencoba mengejarnya. Si pria sebaliknya, tampil biasa saja dan tidak ada yang begitu memperhatikannya. Tapi, saat pesta usai dia memberanikan diri mengajak si gadis untuk sekedar mencari minuman hangat. Si gadis agak terkejut, tapi karena kesopanan pria itu, akhirnya ia mau di ajak pergi. Mereka berdua akhirnya duduk disebuah coffee shop.

Si pria sangat gugup dan tidak berkata apapun, si gadis yang merasakan ketegangan itu kemudian ia pun berkata, "tidakkah lebih baik kita pulang saja?". Tiba-tiba pria itu berkata untuk pertama kalinya sambil melambai pada pelayan "bisa minta garam untuk kopi saya?". Semua orang yang mendengar memandang aneh kepadanya, si pria jelas wajahnya berubah merah, tapi tetap saja ia memasukkan garam tersebut kedalam kopinya dan dengan tenang ia meminumnya.

Si gadis dengan penasaran bertanya, "kenapa kamu bisa punya hobi seperti ini?". Si pria menjawab, "ketika saya kecil, saya tinggal di daerah pantai dekat laut, saya suka bermain di laut, saya dapat merasakan air laut yang asin dan sedikit menggigit, sama seperti kopi asin ini. Dan setiap saya meminum kopi asin ini, saya selalu mengingat masa kanak-kanak saya, ingat kampung halaman dan saya sangat rindu kampung halaman saya, saya rindu orang tua saya yang masih tinggal disana." Begitu kalimat terakhir usai mata si pria mulai berkaca-kaca, dan si gadis sangat tersentuh atas ucapan tulus si pria dihadapannya.

Bila seorang pria bisa bercerita bahwa ia rindu kampung halamannya, pasti pria itu mencintai rumahnya, peduli akan rumahnya dan mempunyai tanggu jawab akan rumahnya. Kemudian si gadis mulai bercerita, bercerita juga tentang kampung halamannya yang jauh disana, termasuk masa kecil dan keluarganya. Suasana kaku langsung berubah menjadi perbincangan yang hangat, juga menjadi sebuah awal yang indah bagi cerita mereka berdua. Mereka saling mengenal lebih dekat dan akhirnya menikah, dan setiap membuat kopi untuk suaminya ia selalu membubuhkan garam didalamnya dan bukan gula, karena ia tahu itu yang disukai suaminnya. Setelah empat puluh tahun berlalu si pria meninggal dunia, dan meninggalkan sebuah surat. Dengan gemetar si istri membaca surat tersebut.

"Sayangku yang tercinta, mohon maafkan aku, maafkan selama hidupku bersamamu adalah dusta belaka. Meski hanya sebuah kebohongan yang aku katakana kepadamu tentang kopi asin. Kamu ingat kan waktu pertama kali kita jalan bersama, aku sangat gugup waktu itu, sebenarnya aku ingin minta gula tapi malah berkata garam. Sulit sekali bagi aku untuk merubahnya, karena pasti kamu tambah merasa tidak nyaman, jadi aku teruskan saja. Aku tidak pernah berfikir bahwa kejadian itu ternyata awal komunikasi kita, awal keakraban kita dan mata cinta kita. Aku mencoba berkata sejujurnya selama ini untuk menjelaskannya kepadamu, tapi aku terlalu takut karena aku telah berjanji untuk tidak berbohong sekalipun.
Sekarang aku sekarat, aku tidak takut apa-apa lagi, jadi aku kataka kepadamu yang sejujurnya. Aku tidak suka kopi asin, betul-betul aneh dan rasanya tidak enak. Tapi aku selalu mendapatkan kopi asin seumur hidupku sejak bertemu denganmu, dan aku tidak pernah sekalipun menyesal untuk segala sesuatu yang aku lakukan untukmu. Memilikimu adalah kebahagiaan terbesar dalam seluruh hidupku. Bila aku dapat hidup untuk kedua kalinya, saya tetap ingin bertemu kamu lagi dan memilikimu seumur hidupku, meskipun aku harus meminum kopi asin itu lagi."

Setelah membaca surat itu, air mata si istri membuat surat itu menjadi basah. Kemudian hari, bila ada seorang yang menanyakan kepadanya bagaimana rasanya minum kopi pakai garam. Si istri pasti menjawab rasanya SANGAT MANIS, dengan senyuman dan dua titik air mata dipipinya.

Jangan nyesel ya kawan, semua yang telah terjadi adalah titian langkah kita, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, ini adalah nikmat dan karunia dari Allah SWT.

Senin, 20 Juni 2011

Ribut-ribut Pancung TKI

bismillah,, barusan ngobrolin kasus pemancungan TKI di saudi, dengan salah satu sekretaris di kementrian agama saudi, syeikh Abu *lupa lanjutannya (pas lagi dokumentasiin kegiatan dauroh di puncak)...

intinya mah,, media massa berlebihan memberitakan,, seperti biasanya kan (u know lah). jadi katanya, kejadian pembunuhan yang dlakukan almh. Ruyati, sadis ...brader,, saat sang majikan (nenek) sedang solat dhuha beliau seperti menyembelih-nya dengan pisau,, (bukan provokasi).
dengan kondisi ini,, keluarga tidak terima dan menuntut untuk dilakukan qishos (pasti ngerti kan),, pemerintah hanya menjalankan proses persidangan, tetapi keputusan memaafkan atau tidak itu di tangan keluarga... nte bayangin aja dah..

terkait KJRI atau Kedubes RI tidak dikabari saat eksekusi, menurutnya, saudi idak gegabah begitu saja, pasti KJRI atau kedubes tahu. pertanyaannya silahkan dibuat sendiri ya..

kadang saya aneh jua,, presiden kita membela kadernya yang dituduh bersalah (menurut hukum) dibilang mengintervensi hukum (di negara sendiri). nah, ketika ada kasus hukum di negara lain (terkait warga negara Indonesia), presiden diminta ikut andil dalam penyelamatan (bukannya malah jadi intervensi hukum ya? apalagi di negara orang).

tadi pagi saya baca koran republika,, kira-kira ada bagian yang harus kita luruskan bersama,, ada yang bilang "seandainya saja SBY mau melakukan diplomasi (lobi) tingkat tinggi -seperti Gusdur dahulu- maka ibu ruyati tidak dieksekusi dan wafat secepat ini."- ini nih brader,, memangnya SBY Fir'aun ya? ngaku jadi tuhan yang bisa ngatur jadwal kematian rakyat indonesia (jangan sampe nyolong selendang Tuhan jilid dua dah), kan presiden juga manusia. berjuta cara dan alasan kematian,, namun yang pasti adalah KEMATIAN...

*ini bukan belain orang arab ya,, walau saat ini saya sedang menikmati fasilitas dari orang arab itu.. hehe... salam

Wallahu a'lam.